Sensus Burung Air dan Wetlands Day

angke21Sudah lama tidak mengamati burung dan bermain ke Suaka Margasatwa Muara Angke biasa disebut Muara Angke. Tak kusia-siakan ajakan dari Ferry Hasudungan yang bekerja di Wetlands International untuk ikutan sensus burung air di Muara Angke. Dan berangkatlah Sabtu tanggal 31 Januari lalu. Sekaligus memperingati Wetlands Day yang jatuh pada tanggal 2 Februari.

Di tengah rintik gerimis dan awan mendung. Aku dan Ferry dari Bogor naik bis ke Cawang, dan melanjutkan dengan bis No. P6 arah Grogol. Sesampaikanya di Grogol, kami naik angkot warna merah No. 01 jurusan Grogol – Angke, ongkosnya Rp. 3000,- per orang.

Berhenti di Depan Pizza Hut Angke, kami langsung menuju pintu gerbang perumahan Pantai Indah Kapuk. Sempat berhenti sekitar lima menit di jembatan Angke, melihat keruhnya Kali Angke dan sampah-sampah plastik yang mengambang. Ada yang menarik, dari semak belukar, ada yang bergoyang-goyang. Ternyata, seekor burung berwarna abu-abu, kecil. Sepertinya Merbah cerukcuk.

Tak berlama-lama di jembatan Angke. Masih sekitar 500 meter lagi menuju pintu masuk Muara Angke. Berjalan menyusuri trotoar yang becek dan bertanah merah, Menepi di antara rumput-rumput yang berembun. Besaing dengan kendaraan yang kencang melintas di jalanan.

“ Jakarta Green Monster Present : Asia Water Bird Cencus, SM. Muara Angke, 31 Januari 2009.” tertulis di banner, tepat di pintu masuk Muara Angke. Di depan Pos Muara Angke, di teras aula pertemuan, sudah menunggu panitia Bird Cencus, dan Ady Kristanto staf FFI yang mengkoordinir kegiatan.

Jam menunjukkan 08.25. Peserta baru diberangkatkan menuju titik pengamatan. Ada yang menyusuri Kali Angke, dengan perahu karet. Terus kelompok lain menuju Hutan Lindung Angke. Aku dan Ferry dapat jatah pengamatan di Muara Angke, menyusuri Board Walk, papan jalur pengamatan sepanjang 800 meter. Wow! Ini pertama kalinya aku menyusuri papan baru di Muara Angke. Terakhir datang ke Muara Angke, papannya sudah pada hancur. Takut terjerembab.

Selain papan pijakan, di SM. Angke sudah ada Bird hide yaitu tempat bersembunyi saat mengamati burung. Tapi sangat jauh berbeda dengan yang pernah kulihat di Cagar Alam Titchwell, Inggris. Berbentuk bangunan kayu, hanya muat untuk beberapa orang saja. Dengan satu pintu dan lubang pengamatan, seperti di loket stasiun kereta api, cukup untuk menyimpan binokuler saja. Betul-betul tersembunyi, dan burungnya tidak terganggu oleh manusia yang mengamati. Dindingnya ditempel poster, gambar-gambar burung yang bisa diamati di sekitar danau di Titchwell. Memudahkan pengamat amatir, seperti saya.

Bird hide yang ada di Muara Angke, banyak digunakan untuk tempat beristirahat. Kisi-kisi dindingnya terlalu lebar. Luas ruangannya bisa memuat 20 orang. Siapa saja bisa lalu lalang mengganggu pengamatan burung. Tidak ada privasi. Bisa jadi, burungnya bisa melihat ke arah manusia.

Kurang lebih 1,5 jam menyusuri Board Walk. Banyak burung yang dijumpai dan dicatat peserta. Ada Pecuk padi hitam, Pecuk padi kecil, Pecuk padi asia, Bambangan merah, Bambangan hitam, Blekok sawah, Kokokan laut, Kowak malam kelabu, Kuntul besar, Kuntul kerbau, Kuntul kecil, Cangak abu, Cangak merah, Cangak laut, Itik benjut, Tikusan alis putih, Kareo padi, Mandar batu, Trinil pantai, Dara laut sp. Kami juga sempat di cegat gerombolan Monyet ekor panjang di antara daun Nipah. Ngeri deh! Ada monyet yang menyeringai, memperlihatkan giginya, merasa terancam.

Tepat jam 11.30 peserta melaporkan hasil pengamatannya di aula pertemuan. Ada 20 jenis burung air yang berhasil diamati. Ada yang dari Universitas Indonesia, Universitas Nasional, Universitas Islam Negeri, Universitas Negeri Jakarta dan Universitas As-syafi’iyah.

Nah! Ada yang mau mengamati dan ikut kegiatan di Muara Angke selama Februari ini? Ajak pasangan Anda ke Muara Angke, sebagai wujud kecintaan pada lingkungan dan Muara Angke, lahan basah yang terisisa di utara Jakarta.

Ini Sekilas Info :

Bersih Sampah
Merupakan kegiatan andalan JGM yang rutin dilaksanakan setiap 3 bulan. Pada bulan November 2008 lalu JGM bersama warga Jakarta mampu mengeluarkan 600 Kg sampah dari SMMA. Pada peringatan WWD tahun ini, JGM kembali mengajak warga Jakarta untuk terlibat dalam aksi bersih sampah pada hari valentine sebagai wujud cinta kita pada hutan mangrove terakhir Jakarta.

Aksi bersih sampah ini mengambil slogan ”From Angke with Love.” Kegiatan dilaksanakan tanggal 14 Februari 2009 jam 08.00 – 13.00 WIB dan terbuka untuk umum. Bagi yang berminat membantu menjadi panitia atau mendaftar sebagai peserta silahkan hubungi Ichay, HP : 02194425951, email : cartenzians@yahoo.co.id

6 thoughts on “Sensus Burung Air dan Wetlands Day

  1. Sulum kunul yuk … sunsus burung kuk cumu du-mu-uru ungku uju sukulu2 mumpur du pusur burung burugum junus burung udu kuyuk lubuh kumplut duh.. mugu Kumu bucunyu ungguk munyun yuh ..hu hu hu

  2. Dadang Sudardja pada 22:54 04 Februari
    Wah..menarik juga. Kalau tidak bawa pasangan gimana Ir…Bisa nyari juga ya disana….he he he….Yang tidak punya pasangan boleh ikut juga kan?

    Tuni Aja pada 23:13 04 Februari
    Ini acara menarik juga ya Ma. Soalnya kalau Valentine khan biasanya dinner bla..bla…sekali2 suasana yg beda dikit. Gw pgn deh kpn2 ikut lagi.

    Rossie Indira pada 0:02 05 Februari
    Asik juga Ma… pingin ikutan, nanti kasih info yang lebih detail ya…. thanks!

    Nadir Noor pada 0:35 05 Februari
    waah, asik mak!!!
    Syarifah Amelia-Melly pada 7:59 05 Februari
    Wah asik banget…, kapan2 ajak dwoong…

    Rindita Zulfikar pada 8:56 05 Februari
    “Selain papan pijakan, di SM. Angke sudah ada Bird hide yaitu tempat bersembunyi saat mengamati burung. Tapi sangat jauh berbeda dengan yang pernah kulihat di Cagar Alam Titchwell, Inggris. ”

    emang sih mba, Negara kita itu selalu jauh tertinggal ya…
    tapi syukurlah masih ada tempat seperti SM Muara Angke

    Maya Dewi Prasetyaningrum pada 9:39 05 Februari
    udah berapa taun ya gw gak ke muara angke….. udah bagus aja itu jembatan

    Irma Dana pada 9:48 05 Februari
    @ all : ayo mampir ke Muara Angke, aku gak pernah bosan maen ke sana.

    @ Rindita : bukan masalah tertinggal tapi, konsep bird hide itu memang jauh dari seharusnya. Aku awam….Tapi ini berdasarkan ngobrol2 dengan Ferry, emang kurang pas aja. Bukan karena aku bandingkan dengan di sono itu…he…he… Ah! mungkin kurang koordinasi aja developernya ya:)

    Rindita Zulfikar pada 9:57 05 Februari
    hehehe, mungkin ya mba… masalahnya, emang pas jalur orang lewat gitu sih ya…tapi mungkin konsepnya lebih ke mengenalkan birdwatching pada masyarakat awam ya…

    Irma Dana pada 13:01 05 Februari
    Gak masalah ada jalur orang lewat sih Rin….Cuma bagusnya gak lalu lalang…Jadi ngumpet deh yang ngamatinnya….

    Rita Sastrawan pada 15:52 05 Februari
    Jangan berangkat dulu! Tunggu sy, ya. 😀
    Irma Dana pada 17:17 05 Februari
    kapan pulang ke Bogor? gampang, bisa ke sana lagi Rita:)

    Rita Sastrawan pada 17:19 05 Februari
    bulan maret. dan akhirnya pacarku ikut. Dia bukan cuman sayang kelelawar tapi burung juga.

    Titin Sutriani pada 20:43 05 Februari
    Irma,bikinin program ngintip burung buat anak2 lagi dong; angkatan anak2 gw mang udah kegedean – tapi ada adik2 sepupuna dian niyyy…biar regenerasi.di kebun raya bogor lagi juga nggak apa – tunggu musim ujan nya lewat kali yaa….
    tks udah share ceritanya…

Leave a comment